Perjamuan Petang - Joko Pinurbo
Dua puluh tahun yang lalu ia dilepas ayahnya di gerbang depan rumahnya. "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Jangan pulang sebelum be...
Dua puluh tahun yang lalu ia dilepas ayahnya di gerbang depan rumahnya. "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Jangan pulang sebelum be...
Dua puluh tahun yang lalu ia dilepas ayahnya di gerbang depan rumahnya. "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Jangan pulang sebelum be...
Jika kau sudah membaca cerita sebelumnya maka kau tahu bagaimana buku ini bisa terbit, yap hasil dari hoki. Buku ini berisikan puisi seki...
Saya menulis dan belajar puisi dengan melihat tulisan penyair lama yang bukunya tersimpan di perpustakaan sekolah negeri. Tanpa ada guru ata...
Hari sudah sore Si Kecil masih taat saja mengumpulkan mimpi-mimpi; sisa-sisa amin yang dibuang ke tong sampah. Dimasukkannya ke dalam karung...
Saat masih di pondok, puisi-puisi saya banyak tersebar di antara buku, sela-sela kitab, tepat pada kertas binder yang biasanya sengaja saya ...
Jika kita lahir dan tumbuh sebagai kata-kata, saya ingin bertemu kamu di kalimat yang tak pernah memuat tanda seru dan berpisah di jalan yan...
Hari silih berganti, tak terhitung jumlah orang yang sudah kita temui, wajah baru, pemikiran baru, pemahaman baru, yang membuat kita harus t...
Catatan saya /1/ Orang-orang tampaknya keliru memahami hak-hak asasi manusia semata sebagai hak untuk tidak mengalami segala ketidaknyamanan...