Perihal Min

Memiliki nama panjang Ahmad Muhaimin, lelaki yang cukup rumit, sering kali takut mengucap pamit--pada nostalgia dan hal-hal berbau kenangan lainnya. Lahir pada bulan Mei dan selalu merutuk kesal ketika bulan tersebut berulang dan tak ada yang berkembang.
Menulis puisi sejak duduk di kelas 3 Wustho, mungkin kau bisa menyebutnya dengan 3 SMP atau sederajat. Beberapa puisinya hanya berakhir mengendap dalam buku tulis dan draft yang tak kunjung selesai, di antara lainnya ada yang masuk di pelbagai macam antologi bersama, dan terbukukan pada voucher gratis penerbitan.
Berharap puisi-puisinya bisa melalang buana di rubrik sastra atau kolom mingguan koran yang sejak dulu tak pernah lolos, pada akhirnya meski tertolak dan tak ada kabar melulu, ia ingin tetap menulis dan berharap kata tetap mau dituliskan.
―min